Jumat, 20 April 2012

Alfred Riedel eks coach timnas indonesia

Alfred Riedl, Mantan Pelatih Timnas yang Dipanggil Lagi oleh PSSI KLB

Dipecat ketika Jatuh Cinta dengan Indonesia

KEMBALI: Alfred Riedl kembali ke Indonesia dan langsung memberikan keterangan pers, Selasa (10/4) lalu di Jakarta.
CHARLIE.LOPULUA/INDOPOS/jpnn
KEMBALI: Alfred Riedl kembali ke Indonesia dan langsung memberikan keterangan pers, Selasa (10/4) lalu di Jakarta.
Siapapun pecinta sepakbola tanah air tentu sangat akrab dengan nama Alfred Riedl. Pria asal Austria yang menukangi Timnas PSSI yang sempat membuat publik tanah air dilanda euphoria sepakbola.
Cholis Faizi, Jakarta
Kini, dia datang lagi ke tanah air atas inisiatif PSSI versi KLB Ancol. Bagaimana prospek dia menangani sepakbola kita kembali?
“You need me…?” Itulah sepenggal tanya yang muncul dari sosok Alfred Riedl (63). Turun dari mobil Alphard  warna hitam, dia langsung menyapa para wartawan dengan kalimat itu di kantor PSSI La Nyalla Mattalitti, Minggu (15/4) lalu.
Ketika menukangi Timnas Indonesia jelang Turnamen Piala AFF 2010, pelatih asal Austria itu juga selalu melontarkan kalimat itu. Pertanyaan itu menjadi demikian populer di kalangan wartawan saat itu manakala dengan setia menunggui latihan-latihan Timnas di Lapangan PSSI di kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Tiap usai melatih tim, Riedl dengan serta merta menyambangi wartawan yang sudah menanti di sisi lapangan, dan berkata, “You need me?”
Suasana keakraban antara pers dengan Riedl terasa demikian kental. Mengingat, hasil-hasil polesan yang dilakukan Riedl terhadap Timnas demikian kentara sejak ia ditunjuk dan dikontrak oleh PSSI pada April 2010 untuk menyiapkan Timnas ke Piala AFF yang digelar di Indonesia pada bulan Desember.
Di tengah hiruk-pikuk pertandingan babak penyisihan pasca Timnas Indonesia berhasil lolos ke semifinal, masih di sela latihan Riedl pun membalik tanya: “You don’t need me now…?”
Mengapa Riedl menyatakan itu?  Sebab ketika itu kalangan wartawan sudah mengalihkan buruan liputannya kepada para pemain. Meski gelar juara belum direngkuh, namun pers sudah cenderung mengidolakan para pemain sebagai bintang dan pahlawan menyusul kinerja tim yang sangat mengesankan.
Apa makna dari pembalikan tanya Riedl adalah hasil nyata yang tak bisa dibantah bahwa pelatih kelahiran Wina, Austria pada 2 November 1949 itu telah berhasil mengangkat citra dan pamor tim nasional Indonesia. Melalui profesionalitas dan kerja keras yang panjang, euforia telah tercipta dari para pencinta sepakbola di tanah air. Meski akhirnya harus takluk dari Malaysia pada babak final, Riedl adalah sosok yang telah mengembalikan kejayaan sepakbola Indonesia.
Kini, Riedl kembali ke Indonesia. Kedatangannya adalah atas panggilan dari kepengurusan PSSI KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mattalitti yang berkeinginan mengontrak kembali Riedl. Sebab pemain Timnas Austria tahun 1984-1985 itu dipandang masih cocok untuk membangkitkan kembali pamor Timnas baik secara fisik maupun psikologis.
Riedl yang sebelumnya mengantongi kontrak tertulis selama dua tahun sejak April 2010, di tengah perjalanan pada 13 Juli 2011 kontraknya diputus secara sepihak oleh kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin.
Pemutusan kontrak terhadap Riedl oleh PSSI, menimbulkan gejolak dan reaksi keras dari segenap masyarakat luas. Masyarakat pun kemudian mahfum, bahwa pemutusan kontrak itu lebih disebabkan faktor like and dislike dari pihak-pihak tertentu yang demikian ‘memusuhi’ dan membenci sosok Nirwa Dermawan Bakrie yang selama puluhan tahun menjadi tulang punggung perjalanan organisasi PSSI.
Tetapi ketika pengurus PSSI La Nyalla memintanya kembali menukangi Timnas untuk persiapan ke Turnamen Piala AFF 2012 yang akan digelar pada Desember mendatang, Riedl tak mempunyai keraguan sedikitpun, meski ia tahu betul tentang perjalanan sejarah PSSI selama ia berkecimpung melatih di Indonesia hingga ia dipecat oleh PSSI.
“Saya tidak ragu untuk kembali ke sini, sebab saya pernah merasakan atmosfir yang mengesankan di sini. Saya diberhentikan oleh PSSI justru ketika saya sudah sedang jatuh cinta pada Indonesia,” tutur Riedl.
Mengungkit kembali kenangan pemecatannya karena dituding telah menandatangani kontrak secara pribadi dengan Nirwan D Bakrie, dalam konferensi pers pada Selasa (10/4) siang di Jakarta, Riedl pun membantah.
“Sebagai pelatih asing, mana mungkin saya akan dikontrak secara individual dengan individu pengurus PSSI. Saya menghormati asas dan saya tahu aturan,” tegasnya.
Hal ini pun dipertegas oleh Wakil Ketua Umum PSSI Rahim Soekasah. “Mereka (PSSI Djohar) saja yang menyebut kontrak individu,” katanya.
Terkait dengan rencana PSSI untuk membentuk Timnas ke masa depan, Riedl pun sepakat bahwa ia akan memilih pemain-pemain terbaik dari seluruh negeri tanpa memandang asal klub. Riedl merasa yakin, bersama dirinya Timnas akan kembali menemukan form seperti sediakala meskipun atmosfirnya telah berubah dari era angkatan pemain sebelumnya.
Alfred Riedl menginjakkan kakinya kembali di Indonesia pada Minggu malam, 8 April 2012. Ia mengaku senang bisa memenuhi undangan PSSI versi KLB. Sebab sejak kembali ke negeri asalnya, ia mengantongi keyakinan dan segenggam harapan; suatu saat nanti kelak ia akan kembali ke Indonesia.
“Saya belum mau berkomentar banyak dengan kondisi saya ke Indonesia. Saya ingin melihat situasi terakhir kondisi organisasi sepak bola Indonesia. Saya akan bicara banyak dengan beberapa pihak yang sangat tahu dengan kondisi sepak bola,” jelasnya. (*)

Senin, 16 April 2012

Pelatih Alfred Riedel

Situs FIFA Sempat Cantumkan Alfred Riedl Pelatih Timnas PSSI

Tribunnews.com - Kamis, 12 April 2012 22:21 WIB
Share
Email
Print
  + Text 
Situs FIFA Sempat Cantumkan Alfred Riedl Pelatih Timnas PSSI
tribunnews.com/oro
Tommy Rusihan Arief 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situs resmi Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) ternyata bisa juga dimasuki tangan-tangan jahil yang tak bertanggung jawab. Tak tanggung-tanggung, situs FIFA mencamtumkan nama pelatih Timnas Indonesia adalah Alfred Riedl, pelatih yang dipecat.
Direktur Media dan IT PSSI, Tommy Rusihan Arief mengatakan, tercantumnya nama Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia di situs resmi FIFA saat ini, adalah akibat perbuatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
"Kita sedang menelusuri siapa yang melakukan perbuatan iseng ini. Masa situs resmi FIFA bisa kecolongan," tegasnya.
Menurut Tommy, saat ini PSSI sedang melakukan kontak dengan FIFA. "Karena situs resmi sekelas FIFA bisa terganggu dengan cara yang tidak terpuji. Kami sedang mempertimbangkan untuk melakukan upaya hukum, karena ini masuk dalam kejahatan dunia maya."
Rabu (11/4/2012) kemarin, tiba-tiba situs resmi FIFA memunculkan nama Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia. Padahal pelatih timnas Indonesia saat ini adalah Niel Maizar, pelatih yang kini sedang mengikuti pendidikan di Jerman.
Belum ada konfirmasi resmi dari FIFA mengapa situs resminya bisa memunculkan nama Alfred Riedl dan bisa ditembus sembarang orang yang tidak punya otoritas bisa memasukkan berita orang yang sudah dipecat PSSI sejak tahun lalu.
"Bagaimana mungkin Riedl yang sudah dipecat setahun lalu namanya bisa muncul lagi sebagai pelatih timnas Indonesia, pasti ada peretas (hacker) yang masuk," tutur Tommy Rusihan Arief.
Namun demikian, saat dibuka situs resmi FIFA, nama Alfred Riedl sudah tidak ada lagi, yang ada hanya pelatih asal Nederland, Wim Rijsbergen sebagai pelatih tim nasional senior.

Editor: Toni Bramantoro
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Rabu, 11 April 2012

Klub Serie B Italia Minati Alfin Tuasalamony


BERITA BOLAKlub Serie B Italia Minati Alfin Tuasalamony. Satu lagi bakat muda Indonesia diminati klub Eropa. Setelah pemain Persebaya 1927 Andik Vermansyah yang dikabarkan beberaa klub Eropa, kali ini giliran pemain Indonesia yang tergabung di klub Divisi II Belgia RCS Vise, Alfin Tuasalamony, dilirik klub Serie B Vicenza. “Wakil Vicenza hadir langsung menyaksikan penampilan Alfin dalam laga Divisi II Liga Belgia antara Antwerp melawan Vise (14/1),” ungkap Jerome Jacot, Press Manager RCS Vise. Di laga itu, Vice memang kalah 1-3dari tuan rumah Antwerp. Tapi Alfin Tuasalamony berhasil mencetak satu-satunya gol Vice. Itu adalah gol perdananya bersama klub yang dimiliki keluarga Bakrie itu agen bola.
Grafik penampilan Alfin Tuasalamony yang berposisi sebagai bek sayap kanan sejak bergabung ke Vise pertengahan tahun lalu memang terus meningkat. Posisi inti di bek kanan RCS Vise sudah menjadi miliknya.
Pemain yang sebelumnya berguru di Uruguay bersama tim SAD itu sudah tampil sembilan kali di Liga Belgia 2011/2012. Dia selalu masuk dalam line up sebagai starter agen bola.
CEO RCS Vise Roberto Regis Milano bahkan menjulukinya sebagai Daniel Alves. Itu tidak lepas dari penampilan impresifnya sebagai full back, yang juga sering overlapping membantu serangan. “Satu keistimewaan lainnya, Alfin Tuasalamony juga bermain sama baiknya saat ditempatkan sebagai bek kiri. Tampil lugas dalam bertahan dan cepat ketika menyerang,” ungkap Roberto.

Berita Timnas sepakbola Indonesia

Taylor: Kalah 0-10, Itu Salah Indonesia Sendiri
TRIBUNNEWS.COM - Setelah kekalahan Indonesia 0-10 dari Bahrain di babak kualifikasi Piala Dunia 2014, muncul dugaan adanya kejanggalan dalam laga tersebut. Bahkan, AFC serta FIFA sempat berencana melakukan penyelidikan terhadap dugaan tersebut. Akan tetapi, belakangan kubu AFC merilis pernyataan sanggahan, dan menyebut tidak ada yang aneh dari laga tersebut. Meski skor 0-10 dirasa terlalu mencolok. Dan yang terbaru, pelatih Bahrain, Peter Taylor pun menyebut, kemenangan 10-0 sangat wajar diraih timnya. Taylor pun menyebut, keputusan Indonesia menurunkan skuad yang minim pengalaman menjadi salah satu faktor penyebab hadirnya skor besar tersebut. Pelatih asal Inggris itu pun merasa pihaknya tak perlu memenuhi panggilan FIFA untuk membahas segala dugaan yang muncul dari laga terakhir di Grup 5 PPD zona Asia itu. "Kami tak melakukan hal yang salah. Tak perlu berbicara dengan FIFA. Pada akhirnya, kami bermain sebaik mungkin, dan menurunkan skuad terkuat," kilah Taylor mengenai dugaan adanya kecurangan dalam laga di Stadion Manama, Bahrain (29/2) itu. Eks caretaker timnas Inggris pada 2000 itu justru mengkritik timnas Indonesia yang secara sepihak memutuskan memainkan bukan skuad terbaik. Selain kiper Samsidar yang sudah mengoleksi 12 caps bersama timnas, mayoritas pemain lain memang tergolong minim pengalaman di level internasional. "Itu tidak seharusnya dilakukan. Untuk menghormati kompetisi, mereka seharusnya memainkan skuad terbaik. Hanya karena mereka sudah tak bisa lolos, bukan berarti bisa mengirim skuad lapis kedua. Bahrain tidak bisa berbuat apa-apa mengenai hal itu. Apa yang bisa kami lakukan hanya bermain sebaik mungkin dan memenangkan pertandingan. Bahkan kami seharusnya menang lebih dari 10 gol. Kami dua kali gagal mengeksekusi penalti," sambung Taylor. FIFA sendiri sempat mengatakan akan memanggil wasit, staf pelatih dan pemain yang terlibat dalam laga tersebut. Fakta wasit asal Lebanon, Andre Al Haddad yang sudah mengusri Samsidar sejak menit kedua, dan memberikan empat penalti kepada Bahrain, memunculkan tanda tanya besar. Namun, kubu AFC berusaha mengklarifikasi hal itu dengan menyebut, Bahrain memang lebih baik dari Indonesia, dan tidak ada indikasi kecurangan dalam laga tersebut. Meski sebelum laga, Bahrain memang butuh kemenangan minimal selisih 9 gol, dan berharap Qatar kalah dari Iran, demi tiket ke babak selanjutnya. Sial bagi Bahrain, kemenangan telak itu rupanya tak membantu upaya mereka lolos ke kualifikasi terakhir Piala Dunia 2014. Pasalnya, di laga lain Qatar berhasil menahan imbang Iran dengan skor 2-2, dan berhak atas posisi runner-up Grup 5. Sementara Indonesia justru semakin terpuurk di dasar klasemen dengan menderita enam kekalahan, dan sudah kebobolan 26 gol, serta hanya mencetak 3 gol. Indonesia sendiri memutuskan menurunkan skuad minim pengalaman disinyalir karena dampak dualisme kompetisi. (Duniasoccer.com/irawan)

Kamis, 05 April 2012

Lima Kontroversi

SPESIAL: Lima Hasil Kontroversial Barcelona Di Liga Champions Inilah lima kejadian kontroversial yang melibatkan keputusan wasit dalam pertandingan Barcelona di Liga Champions. Pasang: Merebutkan: AC Milan €12.90 Imbang €50.00 Fiorentina €110.00 Bet365 5 Apr 2012 04:06:00 Agung Harsya 390 Komentar Selengkapnya Tentang : AC Milan, Arsenal, Barcelona, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid Barcelona celebrates - Barcelona-Milan - Champions League (Getty Images) Getty Images Masih hangat diperdebatkan para penggemar sepakbola dunia hasil pertandingan perempat-final Liga Champions antara Barcelona dan AC Milan, Selasa (3/4) lalu. Pokok perhatian adalah keputusan wasit Bjorn Kuipers memberikan penalti (kedua dalam pertandingan) kepada tuan rumah Barcelona. Penalti diberikan karena pelanggaran lunak Alessandro Nesta terhadap Sergio Busquets. Pro dan kontra pun bermunculan. Banyak yang beranggapan wasit terlalu berbaik hati kepada Barca, tetapi tidak sedikit juga yang mendukung keputusan sang pengadil.